entah kapan saya membuat gambar sesosok
siluman zebra berbusana hitam menggenggam sebilah pisau
dapur yang ukuranya lumayan besar ini, kapan entah kapan, saya tidak
mau mengingat lagi, mengulangi lagi dan memang tidak akan pernah
terulang lagi yang seperti ini. pola yang melelahkan mata, gulita, hitam, haru, mendung pekat menyelimuti, seperti ini
hanya-hitam putih bahkan putihnya semakin hilang hilang dan tertutup,
redup, yang terlontar ‘ingin rasanya mati saja’ atau ‘mati saja
kamu’ lalu sudah. Sampai lah saya di ujung lelah penghambaan,
permohonan, ampunan, pengharapan cinta dan segala sesuatunya kepada
yang entah, sudah. memang tidak salah, memang tidak salah pada
ukuran-ukuran tertentu, tapi bukankah penghambaan, permohonan,
harapan, dan ampunan sudah sepantasnya dicurahkan kepada yang maha
pancinta, maha memberi cinta, yang maha mengampuni, maha segalanya,
semoga kita tidak lupa, yang lalu memang harus sudah.
No comments:
Post a Comment